Lirik: Anis Sholeh Ba’asyin
Lagu: Orkes Puisi Sampak GusUran
Arransemen: Orkes Puisi Sampak GusUran
Vokal: Anis Sholeh Ba’asyin, Muhammad Nur ZainiKuketuk pintu itu beribu kali
tak juga jawaban diberi
kugedor pintu itu berjuta kali
tak juga kau peduli.
Bermilyar kali kita mencoba bertegur sapa
bermilyar kali kita mencoba tukar bicara
tapi pintumu tetap tak terbuka
Kita cuma bersaing suara
membisingkan udara dengan kata
Kuketuk pintu itu beribu kali
tapi kau selalu berlari
kugedor pintu itu berjuta kali
tapi kau malah sembunyi.
Bermilyar sudah isyarat disampaikan
bermilyar sudah tanda dikibarkan
tapi kau terus sibuk dengan impian
membangun pintu demi pintu
yang kau kira menyelamatkan.
Benteng-benteng yang kau bangun, betapapun kokoh kau bayangkan
betapapun indah berhias taman
tak menyelamatkanmu dari kenistaan.
Pintu-pintunya yang terkunci, membuatmu diasingkan kenyataan
dan, pada saatnya, kamu akan diludahi masa depan
Kamu akan diburu huruf-huruf yang kamu semburkan
akan ditelikung jejak-jejak yang kamu torehkan.
Tanah akan berontak dan membuatmu kalang kabut
laut akan melecehkan proyek-proyek masa depan
gunung akan mempertontonkan kekerdilan nalarmu
sementara udara akan menjepit napasmu
dan orang mulai menyumpahi caramu mengemudikan gelombang.
Kemana kau akan berlari?
Kepada para perancang yang ongkang-ongkang di luar sana?
Percayalah, mereka akan tunggang langgang
membiarkanmu sendirian dimangsa kekerasan
Apalagi yang akan dibanggakan?
Gedung-gedung, rencana-rencana, kemudahan-kemudahan?
Kenyamanan, keserbamewahan, sarana, teknologi, ilmu pengetahuan?
Bahkan sejak dulupun ini selalu berulang
jadi tak perlu membusungkan dada atas kemajuan
karena kerapuhan dan kekerdilan tak bisa disembunyikan.
Apakah lupa yang kamu andalkan?
Jangan terlalu percaya!
Lupa cuma beredar pada manusia, yang gampang terpikat perubahan warna
Tapi tidak daun-daun,
tidak udara, tidak air, tidak tanah, tidak cahaya
catatannya tak terhapus apa saja
dan akan memburumu tanpa jeda.
Sudahlah, kamu cuma memutar cerita yang sudah bosan dikisahkan
betapapun segenap tenaga dikerahkan
sejarah tak bisa dihadang
betapapun segenap rekayasa disebarkan
matahari tak bisa ditutupi tangan.
Kamu akan termangu
kaget oleh kenyataan yang dadakan menikam,
sementara pintu yang kau agungkan tak menjaga dari kepastian
bahkan jadi sembilu yang menusuk dari belakang.
Kuketuk pintu itu beribu kali
tapi kau selalu terbirit pergi
kugedor pintu itu berjuta kali
tapi kau malah memaki-maki.
Ah, teruslah bermimpi
teruslah menari sampai kau kaget sendiri
ketika bangun, rumahmu sudah dicuri
SULUK PINTU TERKUNCI
dilembur oleh Tio Cah Katro
Related Posts
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar