Suluk Jaman Akhir

dilembur oleh Tio Cah Katro

Doa Pembuka: Syaikh Abdul Qadir al-Jailani
Lirik: Anis Sholeh Ba’asyin
Lagu: Orkes Puisi Sampak GusUran
Arransemen: Orkes Puisi Sampak GusUran
Vokal: Pendi Sukarjo, Mei Sri Ningsih, Muhammad Nur Zaini

Jaman wis akhir, jaman wis akhir
bumi porak-poranda, langit menganga
udaranya tercemar, laut merana
tanah-air diacak, api menyala
warisannya dikuras, gelap pandangan
orang nabrak tatanan, racun di tanam
dunia tanpa aturan, semua dimakan
rezim pikiran sesat, yang penting menang
memburu bayang-bayang, lintang pukang

Pohon-pohonnya tumbang, gundul hutannya
hewan-hewannya hilang, oleng timbangan
limbah dimana-mana, hidup terancam
benihnya diperkosa, sakit menikam
tipuan dibiakkan, cacat mendekam
disandera masa depan, gali kuburan
burung-burung bertapa, sendiri di ujung senja
daun-daun berdoa, tenggelam di cakrawala
Jaman wis akhir, jaman wis akhir
kugedor pintu itu berjuta kali
tapi kau malah sembunyi.

Bermilyar sudah isyarat disampaikan
bermilyar sudah tanda dikibarkan
tapi kau terus sibuk dengan impian
membangun pintu demi pintu
yang kau kira menyelamatkan.

Benteng-benteng yang kau bangun, betapapun kokoh kau bayangkan
betapapun indah berhias taman
tak menyelamatkanmu dari kenistaan.
Pintu-pintunya yang terkunci, membuatmu diasingkan kenyataan
dan, pada saatnya, kamu akan diludahi masa depan
Kamu akan diburu huruf-huruf yang kamu semburkan
akan ditelikung jejak-jejak yang kamu torehkan.
Tanah akan berontak dan membuatmu kalang kabut
laut akan melecehkan proyek-proyek masa depan
gunung akan mempertontonkan kekerdilan nalarmu
sementara udara akan menjepit napasmu
dan orang mulai menyumpahi caramu mengemudikan gelombang.

Kemana kau akan berlari?
Kepada para perancang yang ongkang-ongkang di luar sana?
Percayalah, mereka akan tunggang langgang
membiarkanmu sendirian dimangsa kekerasan

Apalagi yang akan dibanggakan?
Gedung-gedung, rencana-rencana, kemudahan-kemudahan?
Kenyamanan, keserbamewahan, sarana, teknologi, ilmu pengetahuan?
Bahkan sejak dulupun ini selalu berulang
jadi tak perlu membusungkan dada atas kemajuan
karena kerapuhan dan kekerdilan tak bisa disembunyikan.

Apakah lupa yang kamu andalkan?
Jangan terlalu percaya!
Lupa cuma beredar pada manusia, yang gampang terpikat perubahan warna
Tapi tidak daun-daun,
tidak udara, tidak air, tidak tanah, tidak cahaya
catatannya tak terhapus apa saja
dan akan memburumu tanpa jeda.

Sudahlah, kamu cuma memutar cerita yang sudah bosan dikisahkan
betapapun segenap tenaga dikerahkan
sejarah tak bisa dihadang
betapapun segenap rekayasa disebarkan
matahari tak bisa ditutupi tangan.
Kamu akan termangu
kaget oleh kenyataan yang dadakan menikam,
sementara pintu yang kau agungkan tak menjaga dari kepastian
bahkan jadi sembilu yang menusuk dari belakang.

Kuketuk pintu itu beribu kali
tapi kau selalu terbirit pergi
kugedor pintu itu berjuta kali
tapi kau malah memaki-maki.

Ah, teruslah bermimpi
teruslah menari sampai kau kaget sendiri
ketika bangun, rumahmu sudah dicuri
Wong bodo kalah karo wong pinter
Wong pinter kalah karo wong bejo
Wong bejo kalah karo wong nekad
Wong nekad kalah karo wong edan!

Negeri ini suka bercanda
pemimpinnya makin lucu saja
Rakyat diajari taat aturan
pemimpinnya malah ugal-ugalan.

Ada asap ada api,
lumpur panas jangan dianggap mimpi
obral janji ya obral janji
kalau ditagih, jangan dibayar janji lagi!

Ini negeri aneh tapi nyata
penduduknya dua macam saja
Yang satu pontang panting cari kerja
yang satunya ongkang-ongkang nilep uang negara.

Kali ilang kedunge
pasar ilang kumandange
pemimpin ilang wirange
negara ilang regane

Jaman akhir, banyak yang nelangsa
bicara boleh saja, didengar urusan lainnya
Kalau tak percaya, periksa para penguasa
apa kupingnya masih nempel di kepala!

Jangan suka salah sangka
demokrasi bukan rakyat yang kuasa
Kalau hutan dan tambang dijarah seenaknya
memang situ mau apa!

Ling molang maling gemblung
royokan balung gemblung
ling molang maling gemblung
balapan sinting gemblung

Dari Sabang sampai Merauke
berjajar maling-maling
sambung menyambung menjadi satu
namanya pasar maling
Para maling bersekongkol
menyandera masa depan
Nilai diputarbalikkan
jadi saham perdagangan.

Related Posts

Digg it StumbleUpon del.icio.us

0 komentar:

 
Copyright 2010 Tio Cah Katro
Carbon 12 Blogger Template byTio Cah Katro. Supported by Cah Katro