Indonesia Juara Dunia Pengakses Situs Porno

dilembur oleh Tio Cah Katro

Jakarta – KabarNet: Misalkan ada penduduk planet bumi yang mengajukan pertanyaan berikut ini: “Negara manakah di muka bumi ini yang rakyatnya paling keranjingan pornografi? Maka jawaban jujur atas pertanyaan tersebut adalah: “Indonesia!” Betapa tidak, data resmi yang terekam di mesin-mesin pencari data (search engines) semacam Google, Yahoo! dan sebagainya mengungkapkan bahwa para pengguna internet di Indonesia adalah yang paling banyak mengakses situs-situs porno dan mesum. Sebuah “prestasi” internasional yang sangat memalukan bagi bangsa yang bangga dengan budaya timur ini. Namun apa daya, data-data menjijikkan tersebut sudah terlanjur dicatat oleh berbagai media Information Technology (IT) di seluruh dunia dan dijadikan laporan resmi,Meski Kementerian Komunikasi dan Informatika (MenKominfo) sudah berusaha untuk memblokir situs-situs mesum dan segala yang berbau pornografi, namun kenyataannya masih belum membuahkan hasil maksimal sesuai target yang diharapkan. Karena terbukti, sejak kampanye pemblokiran situs-situs mesum dan porno tersebut dicanangkan oleh Menkominfo, hasil yang diperoleh ternyata bukannya menurun, malah pengakses situs-situs pembejat moral itu justru semakin meningkat berpuluh kali lipat.

Data yang memalukan ini diungkapkan oleh Kepala Humas dan Pusat Informasi Kementerian Kominfo, Drs. Gatot S. Dewa Broto MBA. Menurutnya, satu setengah tahun lalu posisi Indonesia sebagai pengakses situs porno masih berada di urutan ke 7 sedunia. Namun pada bulan lalu peringkat Indonesia justru melonjak ke posisi paling atas, atau dengan kata lain Indonesia menjadi Juara Dunia Pengakses Situs Porno dan Mesum Tingkat Internasional, mengalahkan peringkat negara-negara dan bangsa-bangsa lain yang hidup di seantero muka bumi ini.

“Menurut data dari search engine yang kami dapat, terakhir sekitar satu bulan lalu memang menyebutkan, Indonesia menjadi negara pengakses situs pornografi tertinggi di dunia,” tandas Gatot Dewa Broto, seperti dikutip oleh Detiknet, Rabu (14/3/2012).

Sekalipun tidak memperinci besaran angkanya, Gatot menyatakan bahwa fenomena buruk ini merupakan pekerjaan rumah dan tugas yang harus terus diselesaikan. Menkominfo sendiri, lanjutnya, mengaku memiliki tanggung jawab moral dalam meminimalisir akses ke situs-situs berkonten mesum tersebut.

Menurut data hasil penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Kita dan Buah Hati pada tahun 2011 yang lalu, terungkap bahwa 67 persen dari siswa kelas 4-6 sekolah dasar (SD) di kawasan Jabodetabek sudah pernah menyaksikan hal-hal mesum melalui materi pornografi lewat berbagai media. Sebanyak 24 persen di antaranya lewat komik, 18 persen melalui games, 16 persen lewat situs porno, 14 persen melalui film, dan sisanya melalui VCD dan DVD, telepon seluler, majalah dan koran.

Aliansi Selamatkan Anak (ASA) Indonesia bahkan menyatakan bahwa Indonesia selain menjadi negara tanpa aturan yang jelas tentang pornografi, juga mencatat rekor sebagai negara kedua “surga” pornografi terbesar di dunia setelah Rusia.

Bahkan dari hasil survey Lembaga Survei Independen Indonesia (LSII) yang bekerjasama dengan Kemenkominfo, membuahkan temuan yang lebih mengejutkan lagi. Sebanyak 97 persen siswa SMP/SMA di Indonesia mengaku pernah menonton film porno. ”Survei itu sangat mengejutkan. Sebab itu baru 12 Kota Besar di Indonesia yang disurvei. Bagaimana kalau seluruh kota di Indonesia,” ujar Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo), Tifatul Sembiring saat menjadi Pembicara dalam Peringatan Satu Abad Thawalib Padangpanjang, pada 27/6/2011 tahun lalu.

Bahkan, lanjut Tifatul, dari survei tersebut juga diperoleh data bahwa 92.1 persen dari siswa SMP/SMA di Indonesia pernah melakukan (red-maaf) oral seks. Para siswa mengaku melakukan hal itu usai melihat tayangan yang mereka peroleh dari jaringan internet dan video.

Prestasi Indonesia sebagai Juara Dunia Pengakses Situs Porno dan Mesum Tingkat Internasional, dan Juara Dua “Surga” Pornografi Terbesar di Dunia (setelah Rusia, red.) rupanya menarik perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sehingga merasa perlu membentuk gugus tugas pencegahan dan penanganan pornografi. Tim yang terdiri dari sejumlah menteri dan para kepala daerah ini diharapkan bekerja secara terpadu untuk membasmi pornografi.

Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Pornografi ini dibentuk oleh Presiden SBY melalui Perpres No 25 Tahun 2012 pada tanggal 2 Maret 2012 yang baru lalu. Perpres tersebut mengacu pada Undang-undang Nomor 44 Pasal 42 Tahun 2008 yang mengatur tentang masalah Pornografi, yang memang mengamanatkan pembentukan semacam gugus tugas untuk menanggulangi bahaya laten penyakit masyarakat ini.

Susunan Pengurus Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Pornografi tersebut adalah sebagai berikut:

Ketua: Menko Kesra, Agung Laksono
Ketua Harian: Menteri Agama, Suryadharma Ali
Anggota:
-Menkominfo, Tifatul Sembiring
-Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Gumelar
-Menteri Hukum dan HAM, Amir Syamsudin,
-Mendikbud, M.Nuh
-Mendagri, Gamawan Fauzi
-Menperin, MS. Hidayat
-Mendag, Gita Wiryawan
-Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari E. Pangestu
-Menkes, Endang Rahayu Sedyaningsih
-Mensos, Salim Segaf Al Jufri
-Menpora, Andi Malarangeng
-Kapolri, Jendral Timur Pradopo
-Jaksa Agung, Basrief Arief
-Ketua KPI, Dadang Rahmat, dan
-Ketua Lembaga Sensor Film (LSF), Dr Mukhlis Paeni.

Kita semua berharap agar upaya Gugus Tugas bentukan Presiden SBY tersebut bisa segera membuahkan hasil positif dalam memberantas kemesuman dan pornografi di negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia ini. Karena faktanya, meski kelompok-kelompok masyarakat sudah terlebih dahulu bertindak secara swadaya dalam memberantas kemesuman dan pornografi dengan caranya masing-masing seperti, misalnya, yang selama ini dilakukan oleh kelompok masyarakat yang tergabung dalam ormas Front Pembela Islam (FPI) dan lain-lain, namun tanpa dukungan nyata dari pihak pemerintah berupa penegakan hukum dengan sanksi-sanksi yang tegas, maka upaya ormas-ormas semacam FPI itu tidak akan bisa mencapai hasil yang optimal.

Semoga di masa mendatang “prestasi” Internasional bangsa Indonesia dalam bidang kemaksiatan bisa segera menurun ke peringkat yang lebih rendah, dan tidak menjadi “Juara Dunia” lagi.

Related Posts

Digg it StumbleUpon del.icio.us

0 komentar:

 
Copyright 2010 Tio Cah Katro
Carbon 12 Blogger Template byTio Cah Katro. Supported by Cah Katro